1. Black Box Air Asia QZ8501 Terdeteksi Tiga Kapal Pencari
Tim penyelam
mencoba mengangkat ekor pesawat Air Asia QZ8501. Sinyal black box (kotak
hitam) pesawat Air Asia QZ8501 mulai terdeteksi di tengah-tengah upaya
pengangkatan bagian ekor pesawat. “Ya betul ada terdeteksi, 1 km arah
timur dari penemuan ekor,” ujar Direktur operasional Basarnas SB
Supriyadi, Ahad (11/1). Sinyal black box, ujarnya, terdeteksi oleh tiga
kapal yang berada tidak jauh dari ekor pesawat. Posisi kotak hitam yang
berada di luar kotak hitam itu, disebutnya karena diduga terlempar dari
bagian ekor pesawat yang hilang kontak pada 28 Desember 2014 lalu itu.
Ketiga kapal yang berhasil menemukan sinyal black box pesawat Air Asia
tersebut, yaitu Baruna Jaya, Java Interior, dan Geo Survey. “Ini lagi
mau dicek dengan melakukan penyelaman. Lagi kita kirim penyelam dari
kapal KN Pacitan ke kapal-kapal itu,” kata Supriyadi.
2. Baruna Jaya Fokus Temukan Kotak Hitam
Kapal Baruna Jaya IV BPPT bergerak melakukan pencarian pesawat
AirAsia QZ 8501 yang jatuh di perairan Belitung, Ahad (28/12). Kapal
riset Baruna Jaya I diminta fokus menemukan kotak hitam pesawat Air Asia
QZ8501 yang jatuh di perairan Teluk Kumai, Kotawaringin Barat,
Kalimantan Tengah (Kalteng). Perekayasa madya BPPT Yudo Haryadi melalui
sambungan telpon kepada Antara di Pangkalan Bun, Kalteng, Minggu
mengatakan penekanan pencarian Baruna Jaya I dari Basarnas untuk mencari
kotak hitam dulu. Pergerakan kapal riset ini pun, menurut dia, berada
di bawah koordinasi Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT). “Ada
tiga kapal yang membawa ‘pinger locator’ yang di berada di lokasi
pencarian dan itu dikoordinasikan oleh KNKT,” ujar dia. Sejauh ini,
menurut dia, “pinger locator” Baruna Jaya I baru menangkap indikasi
signal atau ping kotak hitam pesawat yang dicari di beberapa lokasi.
Namun belum ada yang terkonfirmasi hingga pencarian hari ke-14. Saat
ini, Yudo mengatakan Baruna Jaya I masih mencoba mencari atau menangkap
signal dari kotak hitam di radius yang tidak begitu jauh dari penemuan
ekor pesawat. “Pinger locator” dapat menangkap signal dari kotak hitam
sekitar enam kilometer. Kapal riset ini, menurut dia, masih “disiplin”
menyisir sektor prioritos kedua untuk menemukan kotak hitam sesuai
dengan arahan Badan SAR Nasional. Sebelumnya, Direktur Operasional
Basarnas Marsekal Pertama SB Supriyadi mengatakan kotak hitam yang
menyimpan Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR)
dari pesawat Air Asia QZ8501 diduga telah terpisah dari ekor pesawat.
“(Kotak hitam) tidak ada (di ekor pesawat). Jadi kemungkinan sudah
berpisah dengan ekornya,” katanya. Hanya saja, ia mengatakan letak pasti
dari benda yang mengeluarkan signal tersebut belum dapat ketahui.
“Letaknya belum bisa kita pastikan, masih berupa
kemungkinan-kemungkinan. Namun beberapa kapal pencari yang membawa
‘pinger locater’ menangkap signal yang berada satu kilometer (km)
sebelah tenggara dari ekor pesawat yang telah ditemukan,” ujarnya.
“Lebih dan kurangnya seperti itu, sehingga sekarang upaya mendeteksi
dengan pinger ini terus dilakukan supaya dapat lokasinya yang tepat,
sehingga nanti penyelam bisa turun ke lokasi yang tepat,” ujar dia
3. Sinyal Ping QZ 8501 Diduga Berhasil Diidentifikasi
Potongan bagian ekor pesawat AirAsia QZ8501 setelah berhasil diangkat
dari dasar laut dengan menggunakan “floating bag” oleh tim penyelam
gabungan TNI AL dan ditempatkan di atas kapal Crest Onyx, di perairan
Laut Jawa, Sabtu (10/1). Kapal riset Baruna Jaya I (BJ1) tengah
mengidentifikasi sinyal PING yang diduga kotak hitam pesawat Air Asia QZ
8501 yang jatuh di perairan Teluk Kumai, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi dan Pengembangan Sumberdaya Alam
Ridwan Djamaluddin dalam keterangannya di Teluk Kumai, Kalteng, Ahad
(11/1), mengatakan temuan sinyal tersebut berada sekitar empat kilometer
(km) dari area temuan ekor pesawat Air Asia QZ 8501. Ia menduga kuat
obyek tersebut adalah kotak hitam yang tengah menjadi fokus pencarian
tim SAR gabungan. Saat ini, ada tiga Kapal Survei yang dikoordinasikan
Basarnas yang tengah melakukan verifikasi terhadap dugaan obyek kotak
hitam tersebut. “Mudah-mudahan tidak salah. Karena tiga alat dari tiga
kapal, ketika memanggil, pingnya menjawab dari kotak hitam,” katanya.
Sementara itu Penanggung Jawab Puskodal Operasi Baruna Jaya I BPPT Imam
Mudita mengatakan dugaan obyek tersebut berada sekira 4,5 km dari area
temuan ekor pesawat Air Asia QZ 8501. “Frekuensi kotak hitam 37,5 khz,
terus kita dengarkan dan dipantau koordinatnya,” ujar dia. Sebelumnya,
Direktur Operasional Basarnas Marsekal Pertama SB Supriyadi mengatakan
kotak hitam yang menyimpan Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice
Recorder (CVR) dari pesawat Air Asia QZ 8501 diduga telah terpisah dari
ekor pesawat. “(Kotak hitam) tidak ada (di ekor pesawat). Jadi
kemungkinan sudah berpisah dengan ekornya,” katanya. Hanya saja, ia
mengatakan letak pasti dari benda yang mengeluarkan signal tersebut
belum dapat ketahui. “Letaknya belum bisa kita pastikan, masih berupa
kemungkinan-kemungkinan. Namun beberapa kapal pencari yang membawa
‘pinger locater’ menangkap signal yang berada satu kilometer (km)
sebelah tenggara dari ekor pesawat yang telah ditemukan”. “Lebih dan
kurangnya seperti itu, sehingga sekarang upaya mendeteksi dengan pinger
ini terus dilakukan supaya dapat lokasinya yang tepat, sehingga nanti
penyelam bisa turun ke lokasi yang tepat,” ujar dia.
- Black Box Air Asia QZ8501 Diperkirakan Berada 4 Kilometer dari Ekor Pesawat
Serpihan pesawat Air Asia QZ8501 disimpan di ruang Disasater Victim
Identification (DIV) Polri di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalteng,
Kamis (8/1). (Antara/Prasetyo Utomo) Kapal riset Baruna Jaya I (BJ1)
tengah mengidentifikasi sinyal PING yang diduga kotak hitam pesawat Air
Asia QZ8501 yang jatuh di perairan Teluk Kumai, Kalimantan Tengah.
“Temuan sinyal tersebut berada sekitar empat kilometer dari area temuan
ekor pesawat Air Asia QZ 8501,” terang Deputi Kepala BPPT Bidang
Teknologi dan Pengembangan Sumberdaya Alam Ridwan Djamaluddin, Ahad
(11/1). Ia menduga, obyek tersebut adalah kotak hitam yang tengah
menjadi fokus pencarian tim SAR gabungan. Untuk memastikannua, tiga
kapal survei yang dikoordinasikan Basarnas tengah memverifikasi obyek
tersebut. “Mudah-mudahan tidak salah. Karena tiga alat dari tiga kapal,
ketika memanggil, ping-nya menjawab dari kotak hitam,” katanya.
Sementara itu Penanggung Jawab Puskodal Operasi Baruna Jaya I BPPT Imam
Mudita mengatakan dugaan obyek tersebut berada sekitar 4,5 km dari area
temuan ekor pesawat AirAsia QZ 8501. “Frekuensi kotak hitam 37,5 khz,
terus kita dengarkan dan dipantau koordinatnya,” ujar dia.
Sumber :
http://abarky.blogspot.com/2015/01/pencarian-black-box-airasia-qz8501.html
0 komentar:
Posting Komentar